Hari ini aku pulang kampung, setelah kurang lebih dua tahun tak pulang. Selalu ada rasa sepi yang menyentuh hati, setiap aku menginjakkan kaki di kota yang dulu terkenal dengan ayam panggangnya ini.
Pagi tadi aku ke makam kedua orang tuaku, karena memang tujuan utamaku pulang ke Klaten mau nyekar bapak ibu. Seperti biasa, ada sesuatu yang sepi menyentuh hati. Angin berbisik perlahan memberikan kenyamanan di hati.
Pulang dari makam, aku menuju ke rumah orangtuaku yang sekarang ditempati keponakanku. Rasa sepi itu datang lagi. Kebetulan keponakanku sedang pulang ke Jepara, ke rumah orangtuanya, yaitu kakakku yang nomer dua.
Aku membuka pintu rumah dengan hati yang hampa, karena semua nostalgia muncul dibenakku. Nostalgia disaat kedua orangtuaku masih ada. Biasanya kalau aku datang, mereka selalu menyambutku dengan segelas teh manis dan camilan apa saja. Kemudian mereka akan menyapa anak-anakku yang saat itu masih kecil-kecil. Kamipun berbahagia, saling bertukar cerita apa saja, dari yang lucu hingga yang mengharu biru.
Kini bapak ibu sudah tiada, aku memasuki ruangan yang ada di rumahku satu per satu, ada kenangan yang tak terlupakan di sana. Sapaan tetangga yang masih mengenalku, datang menyambutku, mereka memberikan aku segelas air putih hangat. Ah...masih terasa kepedulian antar tetangga di kota ini, walaupun aku sudah jarang bertemu dengan mereka.
Aku duduk di kursi tamu, sambil merenung. Terbayang bagaimana dulu aku dan kakak-kakak ku dibesarkan disini, disekolahkan, sampai dihantarkan ke pelaminan satu-persatu. Dan satu persatu kami meninggalkan rumah bapak ibu, hingga akhirnya tinggal bapak dan ibu yang menghuni rumah ini. Sampai beberapa tahun kemudian, bapak pergi menghadap Illahi, dan tiga tahun kemudian ibu menyusul. Rumah ini menjadi saksi jalan hidup kami.
Kini rumah ini sepi, tak berpenghuni, tetapi menyimpan aneka macam cerita dan rahasia didalamnya.
Sendiri,
Sendiri itu sepi, dan membutuhkan keberanian untuk menjalani hidup yang sendiri.
Sendiri itu sepi, dan membutuhkan keberanian untuk menjalani hidup yang sendiri.
Aku merasakan sendiri, saat aku datang ke kota ini. Karena tiada hiruk pikuk yang biasa aku jumpai dulu. Atau karena hatiku yang merasa sendiri, karena sudah banyak yang hilang dan tinggal kenangan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar