Pagi-pagi saya sudah berangkat menuju Warung Up Normal, dengan naik ojeg online. Sesampainya di sana tempatnya masih sepi, sayapun naik ke lantai 2.
Ternyata di lantai 2 sudah ada beberapa peserta yang sudah datang. Mereka kebanyakan perempuan muda yang masih enerjik.
Saya mengambil tempat yang masih kosong, sambil menunggu teman saya yang juga peserta kelas ini.
Beberapa saat kemudian, acara dimulai. Acara diawali dengan perkenalan masing-masing peserta, menyebutkan nama, asal dari mana dan seputar pengalamannya dalam menulis.
Peserta jumlahnya ada 25 orang, dan ternyata sayalah yang paling senior hehe...
Ga apa-apalah, kan belajar tidak mengenal usia.
Setelah acara perkenalan selesai, dilanjutkan dengan pemberian materi tentang penulisan novel, oleh penulis berbakat Dwita Sari. Dwita menjelaskan secara rinci langkah-langkah penulisan novel, dari penentuan karakter si tokoh, kerangka tulisan, sampai trik untuk mengirimkan naskah ke penerbit. Tetapi yang paling berkesan buat saya, ternyata untuk menjadi penulis itu harus punya ciri khas tersendiri, sehingga dikenal oleh penerbit. Dan penulis itu tidak perlu takut karyanya tidak dibaca, karena setiap genre ada peminatnya masing-masing. Makanya teruslah menulis, berlatih dan berlatih terus, dan jangan lupa membaca juga karya orang lain, sebagai bahan belajar.
Suasana Warung Up Normal di pagi hari, belum banyak peserta yang datang.
Suasana kelas menulis
Pemberian kenang-kenangan kepada Dwita Sari dari founder Santri Nulis
Foto bersama dengan penulis Dwita Sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar